
Geger Keracunan MBG Bandung Barat, Ketua Dewan Pembina ASWIN Desak Penutupan Permanen Tiga Dapur SPPG
Bandung Barat, warta global, ID/-– Kasus keracunan massal yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat akibat konsumsi makanan dari program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menimbulkan keprihatinan luas. Tiga dapur penyedia MBG dari Satuan Pelaksana Pemberian Gizi (SPPG) diduga menjadi sumber utama penyebab keracunan, yakni Dapur SPPG Makmur Jaya dan Neglasari di Kecamatan Cipongkor, serta Dapur SPPG Mekarmukti di Kecamatan Cihampelas.
Ketua Dewan Pembina DPP ASWIN (Asosiasi Wartawan Internasional), Aceng Syamsul Hadie, S.Sos., MM, menanggapi serius kejadian ini. Ia menyebut insiden tersebut sebagai “bencana” dan “malapetaka” yang mencoreng tujuan mulia program MBG.
“Kejadian keracunan MBG di Bandung Barat ini merupakan peristiwa besar yang menggegerkan Jawa Barat dan Nasional. Sangat memprihatinkan, menyedihkan, dan mengecewakan. Program MBG yang seharusnya menjadi solusi kesehatan anak sekolah justru berujung petaka,” ujar Aceng Syamsul Hadie.
Kronologi Keracunan MBG Bandung Barat
Berdasarkan laporan dari berbagai sumber, berikut adalah rangkaian kejadian:
1. Gelombang Pertama – Senin, 22 September 2025
Ratusan siswa dari tingkat PAUD hingga SMA/SMK mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, dan sesak napas. Dugaan awal mengarah pada makanan dari Dapur SPPG Makmur Jaya di Cipari.
2. Gelombang Kedua – Rabu, 24 September 2025
Gejala keracunan muncul kembali, kali ini terkait makanan dari Dapur SPPG Neglasari di Cipongkor.
3. Gelombang Ketiga – Rabu, 24 September 2025
Sekitar 1.600 porsi makanan didistribusikan oleh Dapur SPPG Mekarmukti, dan lebih dari 50 siswa melaporkan gejala serupa. Di antara korban, tercatat siswa SMK dari Cihampelas.
Total korban dari ketiga dapur diperkirakan:
Dapur Makmur Jaya: ± 411–475 orang
Dapur Neglasari: ± 200–220 orang
Dapur Mekarmukti: ± 60 orang
Jumlah korban diperkirakan bisa mencapai 1.000 orang, dan data masih berkembang.
ASWIN Minta Sanksi Berat dan Penutupan Permanen
Dalam pernyataannya, Aceng Syamsul Hadie mendesak Gubernur Jawa Barat dan Bupati Bandung Barat untuk bertindak tegas.
> “Jika hasil uji laboratorium membuktikan bahwa makanan MBG dari dapur tersebut menjadi penyebab keracunan, maka kami mendesak agar ketiga dapur SPPG tersebut dikenai sanksi berat dan ditutup secara permanen. Ini harus menjadi contoh tegas bagi dapur SPPG lainnya di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Aceng juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap standar gizi dan kebersihan, sesuai ketentuan Badan Gizi Nasional (BGN). Ia menilai pengawasan teknis dan pengendalian kualitas makanan di lapangan masih sangat lemah.
> “SPPG wajib memastikan bahwa makanan yang disalurkan tidak hanya bergizi tetapi juga aman dan higienis. Bila lalai, nyawa anak-anak taruhannya,” tambahnya.
Langkah Pemerintah: Uji Laboratorium dan Evaluasi Total
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat menyatakan bahwa sampel makanan dari ketiga dapur telah dikirim ke laboratorium untuk pengujian. Hasil uji tersebut akan dijadikan dasar untuk laporan resmi ke BGN.
Sebagai langkah preventif, BGN telah menghentikan sementara pelaksanaan program MBG di wilayah Kabupaten Bandung Barat, guna melakukan evaluasi menyeluruh terhadap dapur SPPG, sistem distribusi, dan manajemen teknis lainnya.
Kebijakan penghentian tersebut bersifat sementara, sambil menunggu hasil laboratorium dan evaluasi resmi.
Redaksi Warta global,ID
Penulis: Aceng S.H
Editor: Rahmat kartolo
.
KALI DIBACA
No comments:
Post a Comment